Menarik untuk di cermati bahwa intensitas keagamaan dalam masyarakat tidak lagi sebatas pemenuhan aspek legalitas formal dan kesemarakan, tetapi sudah mengarah ke tingkat penghayatan dan pendalaman makna.

Dari kecenderungan tersebut dapat difahami bahwa kajian-kajian agama secara kritis dan aktual dengan realitas masyarakat akan semakin diminati. Masyarakat awam lebih suka mendengarkan solusi-solusi berbagai permasalahan yang dihadapi. Mereka menyukai model transformasi agama yang dialogis dan terbuka. Mereka ingin bernagai pendapat penerapan agama didalam pengalaman empiris di kehidupan sehari-hari, dan lagi mereka juga merasa kebingungan bila di hadapkan dengan penjelasan-penjelasan yang normatif belaka yang terkesan membayangkan kehidupan yang ideal. Mereka ingin yang realitas dan dapat digunakan sewajarnya. Maka perlu adanya metode baru yang lebih efektif dan kondusif. Karena bagi mereka, belajar agama menjadi bagian dari pemenuhan batiniah,dan ini merupakan keputusan tersendiri bagi mereka yang sehari-harinya bergelut dengan tugas-tugas dunia.

Alternatif pengajian dan kajian yang dapat dipertimbangkan adalah : bentuk pengajian intensif keislaman yang komprehensif, terbuka dan dialogis. Dengan demikian, diharankan potensi santri dapat  tersalurkan dan lebih kreatif, positif serta menemukan kecenderungannya sendiri dengan kemampuan agamis yang memadai.

Pesantren Riyadlul Ma’la Al-Amin ( RIMA ) direncanakan akan selalu berupaya menanggapi kecenderungan masyarakat tersebut dengan membuka program-program medifikasi pesantren tradisional seperti : sorongan, wetonan, bandingan, semaan yang khusus untuk mengkaji berbagai persoalan keagamaan yang sedang dan yang akan dialami masyarakat Pesantren RIMA juga akan mengembangkan metodologi-metodologi yang baru untuk melengkapi serta menambah wawasan keilmuwannya. Karenanya, lembaga ini akan menyelenggarakan program-program sendiri yang berbeda dengan lembaga-lembaga kajian agama yang sudah ada. Pendeknya, Pesantren RIMA ingin ikut ambil bagian dalam upaya merealisasika para pembaharu yang mengidamkan pemahaman dan penguasaan keagamaan secara kompeehensif ( menyeluruh terpadu ) dan inklusif ( terbuka ).

Pesantren Riyadlul Ma’la Al-Amin ( RIMA ) akan mendukung gagasan-gagasan proaktif, terutama pembinaan umat yang bercorak pencerahan dengan memakai pendekatan psikologis spiritual santri untuk melatih potensi nalar dan Akhlaqul Karimah.

Pesantren Riyadlul Ma’la Al-Amin berdiri di tengah-tengah masyarakat beraneka ragam, dengan kondisi masyarakat yang relatif terpelajar serta dunia santri yang diembannya, yaitu : Desa Kajen Margoyoso Pati Jawa Tengah. Desa tersebut letaknya begitu strategis dengan memiliki lenih dari 30 Pesantren dan 4 Madrasah, sehingga sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai salah satu pusat kajian yang menampilkan kegiatan-kegiatan khusus serta mendukung bagi proses penguatan islam dan civis siciety, sesuai dengan harapan umat dan tuntunan zaman.

Program-program Pesantren RIMA dalam periode mendatang akan lebih berkonsentrasi kepada pembinaan kecerdasan umat,dengan menggunakan fasilitas teknologi modern seperti internet dan sumber daya manusia profesional. Pesantren RIMA berobsesi untuk menciptakan kegiatan yang dapat dijadikan trend untuk pesantren-pesantren atau forum-forum kajian keagamaan dan kemasyarakatan di Indonesia. Aamiin

VISI dan MISI

Terbentuknya sikap pribadi muslim yang ideal “ Musli, robbu radliya “ yang seimbang iman, ilmu, dan amal yang secara serius menghayati nilai – nilai agama Islam dan kemasyarakatan dalam peri kehidupan serta mampu menjadi rahmat bagi sekalian alam.

MOTTO

Mengembangkan yang baik, memperjuangkan yang lebih baik, dan mempersembahkan yang terbaik.

TUJUAN

  • Menciptakan generasi yang handal dan mampu mengembankan serta memperdalam wawasan keagamaan umat
  • Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya santri, tentang agama islam secara terpadu, sistematis, dialogis, dan aktual
  • Memoerdalam khasanah ilmu pengetahuan klasik islam
  • Meningkatkan hubungan silaturrahmi antara sesama santri dan masyarakat lainnya
  • Meningkatkan peran dan fungsi pesantren sebagai lembaga keagamaan dan sosial dalam bidang pemberdayaan masyarakat

CITRA

Citra santri RIMA yang ingin diwujudkan adalah manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Yang mengenal, meyakini, menghayati dan mengamalkan Al – Qur’an dan assunnah dengan ciri – ciri :

  • Mampu mengenal dirinya
  • Mencintai dan menghormati orang tua, guru, orang lain dan makhluk Allah lainnya
  • Bersih hati, rendah diri dan berperasaan halus
  • Berkualitas intelektual cerdas, berwawasan luas dan berpikiran merdeka
  • Memahami kenyataan dengan sabar
  • Memiliki semangat kerja sama dalam tali Ukhuwah Islamiyah
  • Peka dan tanggap terhadap lingkungan serta mempunyai rasa tanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat
  • Mempunyai keberanian untuk beramar ma’ruf nahi mungkar
  • Mampu berkarya

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *