Suatu kebahagian yang tidak ternilai jika mempunyai anak yang mau mondok, paling tidak bisa mengamalkan firman Allah swt:
Surat At Tahrim ayat 6 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dengan harapan menjadi anak yang sholeh dan berakhlak.
Pondok RIMA dikatakan penjara suci karena meliputi 3 aspek:
- Olah rasa dimana sejak dini dilatih bermasyarakat dengan sesama santri dari karakter yang berbeda-beda. Sifat sosial sesama saudara akan terbentuk mulai dari saling menghargai, membantu, memaafkan dan menerima keadaan dengan sabar, hidup sederhana menanamkan syukur atas nikmat Allah swt
- Olah pikir, ketika banyaknya kegiatan pengajian baik alquran, kitab, khitobah, latihan qori dll yang harus diikuti untuk menggali minat dan potensi santri
- Olah hati dengan kegiatan riyadloh mulai khataman quran, mujahadah asma husna, mujahadah qosidah mubfarijah, rotibul hadad dsb
Jika dilakukan istiqomah oleh santri, paling tidak bisa menghadap strategi Syetan sebagaimana surat al A’rof ayat 16-17
قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ
ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ
Artinya :
- (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus,
- kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” Pendapat Ibnu Abbas dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa syetan akan menyerang 4 arah:
- Dari depan dengan menanamkan keraguan akan akhirat. Hal ini berkaitan dengan keimanan muslim, karena yang kasat mata adalah dunia. Akhirat, surga, neraka ghoib semua, termasuk musuh utama SYETAN
- Dari belakang dengan menanamkan cinta dunia. Terbukti banyak gila dunia, jabatan, wanita yang menjerumuskan manusia
- Arah kanan dengan menanamkan keraguan syariat dengan enggan melakukan perintah agama mulai sholat, puasa dan kewajiban lainnya
- Arah kiri dengan mengajak maksiyat. Setiap saat manusia berbuat dosa mulai pikiran, lisan dan anggota badan. Maka wajib bagi kita untuk sadar bahwa setiap hari kita melakukan dosa dan senantiasa mohon maghfiroh dariNya
Maka para santri harus senantiasa:
- Tazkiyatun Nafsi sebagai benteng pertahanan dengan baca al quran, dzikir dan mujahadah untuk mengisi hati. Diakui atau tidak, bahwa banyak yang hanya memikirkan raga saja dengan makan, minum,tidur dan olahraga, sementara yang untuk konsumsi jiwa terlupakan, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad :
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
jika hati baik, maka seluruh badan juga baik
- Senantiasa tarkul ma’asi, berusaha dengan giat dan semangat untuk meninggalkan maksiat sekecil apapun. Dengan sering melakukan maksiat otomatis akan menambah titik noda hitam yang nanti hati akan gelap gulita dipenuhi oleh syetan
- Senantiasa belajar sesuai dawuh pendiri pondok KHM. MUHIBBI HAMZAWIE dengam konsep T3 (Tekun, Teken, Tekan). Tekun dengan senantiasa jihad/bersungguh-sungguh istiqomah belajar atau nderes bagi santri takhfidz dengan pedoman tiada waktu tanpa belajar,mengikuti malamnya Imam Syafii yang dibagi 1/3 untuk istirahat, 1/3 untuk belajar dan 1/3 untuk beribadah. Teken senantiasa mengikuti kegiatan pondok, taat pada pengurus dan pengasuh dengan tidak melanggar aturan pondok, Insyaallah nanti akan TEKAN menjadi manusia yang ideal yaitu yang bermanfaat ilmunya untuk diri sendiri dan sesama manusia (Disampaikan dalam tausiyah menjelang peringatan maulid nabi oleh KH. Ulil Albab Muhibbi)
No responses yet